Senin, 23 Mei 2011

Batik Solo (salah satu usaha batik yang memiliki kreasi dan inovasi)

SOLO, 03 Mei 2011.



Hari ini sepertinya diawali dengan hal yang tidak menyenangkan, berangkat pagi dari Depok, ternyata Jakarta macet banget, naik  Sriwijaya  Air “flight” jam 10.30 menuju  Solo,

Wah… sepertinya akan terlambat nih..nah beneran!!! Terlambattttt…





Ketinggalan pesawat sangat tidak mengenakan, ada penebangan berikutnya jam 17.30..sementara klien dari Solo sudah berulang kali telpon “Pak Andy sdh dimana…?” “kita akan jemput di bandara Adi Soemarno sesuai schedule..”

Yahh..dengan terpaksa harus merogoh kantong lagi untuk dapat penerbangan berikutnya dengan pesawat yang berbeda…

Syukurlah ada penerbangan yang tidak jauh beda jamnya.. naik Batavia jam 12.10, yah yang penting tidak menunggu terlalu lama di bandara.




Welcome to Solo….
Batik Sengenge…salah satu usaha batik kreativ dan inovatif..begitu melihat lokasi nya wah…mantap nih.. naluri business analyst langsung dapat melihat dan merasakan berapa omzet dan berapa banyak keuntungannya…wuihhh gile..baru aja liat lokasi dan kegiatan usaha gue sudah bisa menebak…









Apa sih usaha Batik Kreatif ?
industri kreatif merupakan sebuah respon terhadap begitu ketatnya persaingan ekonomi global saat ini. Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut agar dapat menciptakan  nilai tambah yang lebih (added value). 

Nah ini lah yang dilakukan oleh ibu Heni sebagai pemilik “Sengenge Batik” di Solo, dengan melakukan inovasi dan kreativitas untuk dapat tetap eksis dalam usaha batik di Solo.

 








Nilai ekspor batik Solo rata-rata per bulan mencapai setengah juta dollar Amerika Serikat, atau setara lima miliar rupiah. Menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surakarta, realisasi ekspor batik Soloraya dari tahun 2007 hingga 2009 terus bergerak naik. Tahun 2007, volume ekspor batik 212.107,86 kilogram dengan nilai US$ 3.625.929,98. Tahun 2008 naik menjadi 231.308,15 kilogram dengan nilai US$ 4.083.086,07. Posisi ini naik lagi di tahun 2009 menjadi 300.534,25 kilogram dengan nilai US$ 5.487.233,99.

 Melihat banyak pekerja wanita yang dengan serius mengerjakan setiap lekuk dan motif memberikan pemandangan yang menarik, yah usaha ini banyak memberikan dampak social bagi masyarakat sekitarnya..



Berbicara dan berceruta dengan ibu Hany memberikan pengalaman yang sangat berharga mengenai bagaimana memulai dan berpikir secara inovasi dan kreativ..



Di temani dengan teh panas dan kue serabi…tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 16.30, wah harus kejar2an dengan waktu..karena masih harus mengunjungi pabrik pembuatan batiknya..



Berpacu dengan waktu…karena malam ini berencana langsung berangkat ke Kebumen..besok pagi sudah ada janji dengan klien… ayooo buruannnnn…..