Senin, 25 Juli 2011

Usaha Minyak Nilam.....

Pemalang, 19 Juli 2011

Kunjungan kali ini Ke daerah Pemalang, Jawa Tengah.

Wah... harus naik kereta..ternyata kereta ke Pekalongan penuh..mungkin karena sudah mulai menjelang puasa kali ya..

Berpikir bagaimana caranya bisa sampai ke Pekalongan,

uppss..akhirnya naik kereta dari Gambir ke Cirebon, 



Akhirnya sampai di Cirebon jam 11.45… naik apa lagi ya, carter mobil ?? wah ga mungkin!! Masak Cirebon – Pekalongan seklai jalan Rp 700 ribu.



Akhirnya memutuskan untk melanjutkan perjalanan naik bis… naik bis “Coyo”. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 4.5 jam, padahal biasanya perjalanan hanya memerlukan waktu 1.5 – 2 jam.
Ternyata lamanya perjalanan karena kemacetan panjang menjelang Brebes.

Berdasarkan info dari kondektur bis sudah hampir 4 bulan ini terjadi kemacetan panjang, penyebabnya adalah pembangunan jembatan di daerah Brebes yang belum selesai juga sampai saat ini…

Istirahat di Hotel Nirwana, hujan malam ini di Pekalongan…deresssss…semakin membuat tidur nyenyak..


Setelah sarapan pagi di hotel, jam 9 pagi di jemput oleh Pak Johan salah satu BDS (Business Development Services) di daerah Pekalongan.

Kunjungan kali ini adalah melihat langsung usaha penyulingan minyak nilam dan cengkeh di daerah “watukumpul” Pemalang, Jawa Tengah.

“Berapa lama perjalanan ke sana pak?”…. sekitar 2- 3 jam naik motor, karena lokasinya di pegunungan..
Hah….!!! Ga salah nih… selama itu naik motor…waduhhh!!! “tapi perjalanan asik pak melalui hutan dan pegunungan…” 



Dengan “berat” hati akhirnya kunjungan tetap dilakukan…

Memang perjalanan menasikkan, banyak pemabdangan yang bagus terlihat dari atas pegunungan.

Melewati hutan pinus, udara dingin menyembuhkan sedikit rasa “berat” pada saat berangkat tadi.



Melihat gerombolan anak sekolah yang berbondong-bondong pulang kerumah mengingatkan kembali pada masa kecil...



Mereka berlari-lari...tertawa... bercanda dengan temannya..dan ada juga yang bernyanyi...

senang melihatnya seakan mereka tidak merasakan lelah menempuh jarak yang jauh untuk berangkat dan pulang sekolah..

kok sepertinya mereka tetap seneng ya..?? sepertinya mereka tidak jenuh..





Apakah kita jenuh??..Kadang dalam kehidupan ini ada kalanya disaat tertentu kita kembali menjadi anak kecil... berlari-lari...tertawa..bercanda dan bernyanyi....

Pada saat kita merasakan jenuh dan "capek" dengan kehidupan rutin sehari-hari, cobalah kita berlari-lari ataupun jalan dengan riang...kemudian "tertawa" lah...dan bernyanyilah..pasti kita akan merasakan sukacita..



Perjalanan seperti ini akan jarang di temukan di daerah lain… Sungai yang masih bening… ingin rasanya mandi, tapi mengingat waktu yang sangat terbatas meng”gagal”kan rencana tersebut.


Berpikir kapan akan sampai akhirnya menjelang jam 1 siang sampai ke salah satu pengusaha penyulingan minyak nilam dan cengkeh.






Melakukan kunjungan langsung, berdiskusi langsung dan melihat ke lokasi penyulingan langsung memberikan pengalaman tersendiri sebagai seorang “Business Analyst”.










Ternyata usaha in banyak memberikan aspek social bagi masyarakat sekitarnya. B

Bagaimana tidak setiap pagi banyak ibu-ibu yang mengambil daun cengkeh yang telah jatuh di sekitar kebun dan menjualnya dengan harga Rp 2000 per kg ke pengusaha penyulingan.

Mengambil daun cengkeh yang sudah jatuh adalah hal biasa yang dilakukan di penduduk sekitarnya, mereka menyapu kebun-kebun milik siapapun,












Tentu saja pemiliki kebun cengkeh merasa senang karena kebunnya selalu bersih dari daun-daun yang berserakan.





Salah satu pengusaha yang memiliki penyulingan adalah bpk Taryono, saat ini dia memiliki 4 “jending” atau tungku penyulingan.

Orangnya sederhana namun memiliki
kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan di pegunungan dan memanfaatkan sumber daya daerah.
















 Dengan pengalamannya di bidang penyulingan, Pak Taryono sering di panggil ke daerah untuk merancang tungku penyulingan bagi pengusaha lainnya di berbagai daerah di Indonesia yang memiliki lahan cengkeh yang luas, seperti di daerah Kalimantan, Sulawesi dll.


Kemana sih dijualnya minyak nilam dan cengkeh tersebut??
Ternyata dari berbagai macam pembeli yang datang langsung ke daerah tersebut semuanya bermuara kepada salah satu perusahaan yang membeli minyak akar wangi di daerah Garut.



Bahkan saya sempet ngobrol dengan pembelinya….

“berapapun jumlah minyak nilam dan cengkeh yang dihasilkan akan kita beli pak” demikian kata salah seorang pembeli.

 
Harga minyak nilam saat ini berkisar antara Rp 420.000 sedangkan minyak cengkeh saat ini mereka jual dengan harga Rp 150.000.

Pak Taryono menghasilkan sekitar 20 kg minyak cengkeh dari setiap tungku miliknya dan 10 kg minyak nilam perhari dari setiap tungkunya.

Berapa nilai yang diciptakan olh pak Taryono??? Sehari….?? Sebulan…??, wah luar biasa…


Yang menambah seru lagi  adalah setiap pembeli (saat ini ada 4 pembeli besar yang berdatangan setiap hari yang berbeda) pada saat datang ke lokasi ini selalu membawa uang cash dalam jumlah yang sangat banyak.

Untuk pembeli yang datang dengan ukuran mobil pick uo kecil, seperti Suzuki carry dan lainnya paling tidak mereka membawa uang cash sebesar 500 – 600 juta dan berkeliling mengambil minyak dari rumah2 pengusaha.



Sedangkan pembeli yang datang dengan membawa truk “engkel” mereka harus membawa uang cash minimla 1,5 milyar…wah kebayang ga sih membawa uang cash dalam jumlah yang besar… hiiiiii….

Banyak pekerja dan keluarga yang menggantungkan kehidupannya dari usaha pak Taryono.






Banyak sekali hal yang di dapat dari kunjungan kali ini, semakin menambah pengalaman, semakin menambah pengetahuan bagaimana dan apa seharusnya yang diperlukan pada saat kita melakukan suatu usaha…. 

Mau tahu hal apa saja yang di dapat ?  wah banyak sekali, salah satunya yang paling...
ahh...ga jadi deh...terlalu panjang nanti .. hehe..




 

Sekarang lagi berpikir dan mempersiapkan stamina dan "mental" untuk perjalanan jauh kembali menuju hotel...

 
"ok pak...kita jalan sekarang....takutnya nanti hujan"..waduhhhh....!!!!

Minggu, 24 Juli 2011

Usaha Serabut Kelapa (Coco fiber..)



Perjalanan kali ini mengunjungi beberapa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di daerah Jawa barat, tepatnya di Kabupaten Tasik, Ciamis dan Banjar.



Mengunjungi daerah Jawa Barat tidak sesering mengunjungi ke daerah Jawa Tengah ataupun Jawa Timur, 

agak berbeda suasananya..iklimnya cenderung lebih dingin..menyejukkan..

UKM yang dikunjungi adalah usaha pisang sale, teng-teng dan serabut kelapa (coco fiber).





Tapi yang menarik adalah usaha serabut kelapa…seperti apa sih ?


Perjalanan dari Jakarta memerlukan waktu sekitar 8 jam.. 

Setelah badan mulai pegel...akhirnya sampai juga… 

Janji dengan ibu pemilik usaha serabut kelapa di tempat yang telah di tentukan..wah sudah jam 7 malam rupanya… ketemu dengan ibu Leni…

Begitu baru sampai langsung diajak makan malam di daerah Banjar bersama dengan suaminya.




Selama perjalanan menuju Banjar sambil mencari tempat makan ibu Leni banyak bercerita mengenai usaha serabut kelapa. 

Bahkan selama makan pun tetap bercerita mengenai sejarah mendirikan usaha serabut kelapa yang dikelolanya.


CV Karsa Sukses Mandiri, 

adalah nama usaha serabut kelapa yang dimiliki oleh ibu H Leni berlokasi di daerah Kabupaten Ciamis, 
Sebetulnya banyak sih pertanyaan yang mau diajukan, tapi badan masih terasa capek karena [perjalanan yang jauh…..

Setelah selesai makan malam kami kembali ke Ciamis dan diantar menuju hotel “Priangan”… 

 
“Ok selamat beristirahat pak Andy, besok jam 8.30 saya jemput untuk melihat lokasi pabrik..”
Dari sedikit pembicaraan yang telah berlangsung sepertinya semakin penasaran bagaimana sih usaha serabut kelapa ini.. 

Bangun pagi ternyata Ciamis hujan…kunjungan ke pabrik tetap dilakukan…

mampir ke kantor ibu Leny terlebih dahulu, berbicara dan berdiskusi dengan beberapa staff di kantornya…


Ternyata hampir 80% dari penjualan serabut kelapa ini adalah ekspor ke China, wah bukan main…


Ternyata usaha ini sdh melakukan ekspor langsung tanpa melalui agen… dokumen BL, Dokumen Fumigasi dll semuanya lengkap…wah luar biasa..


Melakukan kunjungan ke pabrik semakin berdecak kagum…ck..ck..ck…

Bener seperti yang di ceritakan semalam, sangat menarik…

usaha ini bener-benar memberikan dampak social bagi masyarakat sekitarnya, banyak sekali ibu-ibu yang bekerja.









Semakin memahami dan melihat bagaimana usaha serabut kelapa ini membuat semakin yakin bahwa usaha ini layak dan pantas untuk di biayai dan menjadi investasi.










 Banyak potensi yang bisa di kembangkan dari usaha ini,


namun belum semuanya bisa diolah dengan baik, diantaranya adalah belum di olahnya cocopeat dari hasil pengolahan serabut kelapa, 







padahal beberapa usaha sejenis yang terdapat di Kebumen JATENG telah memanfaatkan limbah (cococpeat) tersebut untuk bahan pupuk organic atau lainnya..



“Wah belum sempet dipikirkan pak Andy…” demikian kata ibu Leny… 

“atau pak Andy saja yang olah atau dipasarkan juga tidak kenapa pak…”

Wah ini peluang bisnis yang menarik nih…yah siapa tahu bisa cari informasi dimana bisa menjual limbahnya (cocopeat)… 




kebayang gak sih cocopeat sudah menjulang menjadi beberapa bukit… yang kalau di hitung mungkin sudah mencapai berapa puluh ribu ton ya???

 Ah sudah deh nulisnya…. 

mending mikir bagaimana bisa menjadikan hal ini sebagai salah satu peluang bisnis sampingan…hehehe….