Kamis, 30 Agustus 2012

Hadiah untuk Tuhan sahabatku....


Cerita mengharukan di bawah ini mengingatkan kita untuk semakin dan mencintai lebih dalam kepada Tuhan.

Diambil dari cerita nyata...

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya. 

Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut. “Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?”“Ya, Bapa Pendeta!” balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut. 

Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, “Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat.”

“Terima kasih, Bapa Pendeta”...,  “Kenapa kamu tidak pulang sekarang?.... Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?”...... “Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku.” Jawab Andy.

Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pendeta  tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada sahabatnya.

“Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya.  Tuhan...Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini. Terima kasih buat kue ini....”

“Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.... lucunya, aku jadi tidak begitu lapar... Lihat ini selopku yang terakhir.... Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan...Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa……. paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa bersekolah lagi. Tolong Tuhan....”

“Oh, ya Tuhan...Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi... Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.... Tuhan, Engkau mau lihat lukaku???... Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini....aku rasa Engkau tahu yang ini kan….???  Tolong jangan marahi ibuku, ya…..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku....itulah mengapa dia memukul aku...”

“Oh, Tuhan...aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini... Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita... menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku...? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkan Mu... Engkau adalah sahabatku...

“Hei...ulang tahun Mu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira..? Tunggu saja sampai Engkau lihat.., aku punya hadiah untuk Mu... Tapi ini kejutan bagi Mu... Aku berharap Engkau menyukainya... Oooops..aku harus pulang ke rumah  sekarang....”  Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .

“Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!” Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun. 

Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan..  suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif. 

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat.

Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka. Ketika mereka sedang berdoa, Andy pun tiba di Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan..Aku..”... “Kurang ajar kamu, bocah....!!! tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa...!!!  Keluar, kamu..!!!” 

Andy begitu terkejut,”Dimana Bapa Pendeta Agaton...? Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya... dia selalu menyuruhku untuk mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan karena dia sahabatku  , karena hari ini hari ulang tahunNya, aku punya hadiah untukNya..”

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja. “Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya...!!!” Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja.

……Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang – disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar... Andy pun tewas seketika…!!

Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi. Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut...namun dengan penuh airmata datang dan memeluk bocah malang tersebut. Lelaki itu menangis....

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,”Maaf tuan..apakah anda keluarga dari bocah yang malang ini...? Apakah anda mengenalnya...?”  Tetapi pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata,”Dia adalah sahabatku....” Hanya itulah yang dikatakan... Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. 

Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin penasaran dan takjub..

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan. Diapun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy. “Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal...?”  “Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari...” Ucap ibu Andy terisak.

“Apa katanya...?”  Ayah Andy berkata,”Dia tidak mengucapkan sepatah katapun... Dia sangat berduka... Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya  Dia begitu mengenal Andy dengan baik... Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya... Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut... Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya... kemudian Dia membisikkan sesuatu...

“Apa yang dikatakan..?”  “Lelaki itu  berkata kepada putraku...” Ujar sang Ayah.  “Terima kasih buat kadonya... Aku akan berjumpa denganmu... Engkau akan bersamaku...” 

Dan sang ayah melanjutkan.., “Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis... tapi tidak tahu mengapa bisa demikian... Yang aku tahu, aku menangis karena bahagia...aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta..., tetapi ketika dia meninggalkan kami..., ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku... Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku... aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang... 

Ayah Andy berkata...Tapi tolong Bapa Pendeta .. Siapakah Lelaki ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu...? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal...

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik...,”Andy tidak berbicara kepada siapa-siapa… kecuali dengan Tuhan...”


source : AkuPercaya.com
——————————————-
Kisah yang luar biasa, mengingatkan kita untuk terus mengucap syukur kepada Tuhan, karena seringkali kita lupa Bahwa Tuhan selalu “Peduli” dengan kita, apapun keadaan kita hari ini…1 hal kita semua adalah sahabatnya jika kita mencintaiNya.

Senin, 27 Agustus 2012

BUSINESS CONTINUITY PLAN



Kegiatan perusahaan tidak dapat terhindar dari adanya gangguan/kerusakan yang disebabkan oleh  alam maupun manusia misalnya terjadinya gempa bumi, bom, kebakaran, banjir, power failure, kesalahan teknis, kelalaian manusia, demo buruh, huru-hara dan sebagainya. Kerusakan yang terjadi tidak hanya berdampak pada kemampuan teknologi suatu Usaha, tetapi juga berdampak pada kegiatan operasional bisnis Usaha terutama pelayanan kepada nasabah. Bila tidak ditangani secara khusus, selain Usaha akan menghadapi risiko operasional, juga akan mempengaruhi risiko reputasi dan berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan kepada Usaha.

Untuk meminimalisasi risiko tersebut, diperlukan memiliki Business Continuity Management (BCM) yaitu proses manajemen terpadu dan menyeluruh untuk menjamin kegiatan operasional tetap dapat berfungsi walaupun terdapat gangguan/bencana guna melindungi kepentingan para stakeholder. BCM merupakan bagian yang terintegrasi dengan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan.

BCM yang efektif perlu didukung dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Adanya pengawasan aktif manajemen;
b. Melalui Business Impact Analysis dan Risk Assessment;
c. Penyusunan Business Continuity Plan yang memadai;
d. Dilakukannya pengujian terhadap BCP; dan
e. Dilakukan pemeriksaan oleh Auditor Intern.

Business Continuity Plan (BCP) merupakan suatu dokumen tertulis yang memuat rangkaian kegiatan yang terencana dan terkoordinir mengenai langkah-langkah pengurangan risiko, penanganan dampak gangguan/bencana dan proses pemulihan agar kegiatan operasional  tetap dapat berjalan.

Rencana tindak tertulis tersebut melibatkan seluruh sumber daya Teknologi Informasi (TI) termasuk sumber daya manusia yang mendukung fungsi bisnis dan kegiatan operasional yang kritikal bagi Usaha.

Komponen prosedur BCP yang harus dimiliki Usaha paling kurang meliputi Disaster Recovery Plan (DRP) dan Contingency Plan (CP). Disaster Recovery Plan (DRP) lebih menekankan pada aspek teknologi dengan fokus pada data recovery/restoration plan dan berfungsinya sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang kritikal. Sedangkan Contingency Plan (CP) menekankan pada rencana tindak untuk menjaga kelangsungan bisnisnya apabila terjadi gangguan atau bencana termasuk tindakan antisipatif menghadapi kondisi terburuk misalnya bila TI yang digunakan sama sekali tidak dapat dipulihkan untuk waktu yang cukup lama. Contingency Plan (CP) harus meliputi pula rencana untuk memastikan kelangsungan seluruh pelayanan.


1.        PENGAWASAN AKTIF MANAJEMEN
Efektifitas dari BCP akan sangat bergantung pada komitmen manajemen untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan dalam rangka mengidenfikasi, menyusun dan melakukan pengujian terhadap BCP.

Peran dan Tanggung Jawab Direksi
a.      Menetapkan kebijakan, strategi dan prosedur BCP;
b.      Menetapkan BCP yang dikinikan secara berkala;
c.     Memastikan adanya suatu organisasi atau tim kerja yang bertanggungjawab atas BCP, yang terdiri dari personil yang kompeten dan terlatih;
d.      Meyakini bahwa BCP disosialisasikan kepada seluruh fungsi bisnis dan personil;
e.       Menelaah hasil kaji ulang atas pengujian BCP yang dilakukan secara reguler;
f.       Mengevaluasi hasil pemeriksaan audit intern atas kecukupan BCP.

Peran dan Tanggung Jawab Tim Kerja BCP
Agar BCP dapat berjalan dengan baik pada saat diperlukan, maka usaha perlu membentuk suatu organisasi atau tim kerja untuk mengkoordinasi pelaksanaan BCP, yang terdiri dari:
a.         Koordinator;
b.         Anggota tim yang memiliki tanggung jawab

Adapun peran tim kerja penanggung jawab BCP di atas sekurang-kurangnya meliputi:
a.      Bertanggung jawab penuh terhadap efektivitas penyelenggaraan BCP, termasuk memastikan bahwa program awareness atas BCP diterapkan;
b.      Memutuskan kondisi disaster dan pemulihannya;
c.       Menentukan skenario pemulihan yang akan digunakan bila terjadi gangguan atau bencana berdasarkan prioritisasi atas aktivitas, fungsi dan jasa yang dianggap kritis;
d.      Me-review laporan mengenai setiap tahapan dalam pengujian dan pelaksanaan BCP;
e.       Melaksanakan komunikasi kepada pihak intern dan ekstern Usaha bila terjadi suatu gangguan operasional yang bersifat major.



2.         PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN BCP
Dalam penyusunan kebijakan, strategi dan prosedur yang akan diterapkan untuk menangani keadaan disaster, Usaha harus memastikan diterapkannya prinsip-prinsip sebagai berikut:

a.       Penyusunan BCP hendaknya melibatkan seluruh satuan kerja dan fungsi bisnis,
b.      BCP disusun berdasarkan Business Impact Analysis dan Risk Asessment yang memadai;
c.       BCP bersifat fleksibel untuk dapat merespon berbagai skenario ancaman dan gangguan serta bencana yang sifatnya tidak terduga baik bersumber dari kondisi internal maupun eksternal;
d.      BCP bersifat spesifik, terdapat kondisi-kondisi tertentu dan tindakan yang dibutuhkan segera dilakukan untuk kondisi tersebut;
e.       Dilakukan pengujian dan pengkinian secara berkala;
f.       BCP dan hasil pengujian BCP harus dikaji ulang oleh audit intern secara berkala.

3.        BUSINESS IMPACT ANALYSIS
Efektifitas dari suatu BCP akan sangat bergantung pada kemampuan manajemen untuk secara tepat mengidentifikasi kritis tidaknya berbagai proses kerja atau aktivitas yang ada  sebelum BCP disusun atau dikaji ulang. Dengan demikian Business Impact Analysis (BIA) merupakan dasar dari penyusunan keseluruhan BCP. Hal-hal yang harus dianalisis dalam BIA meliputi:

a.         Tingkat kepentingan (criticality) masing-masing proses bisnis dan ketergantungan antar proses bisnis serta prioritisasi yang diperlukan;
b.         Tingkat Maximum Tolerable Outage/Recovery Time Objective (berapa lama usaha dapat bekerja tanpa sistem atau fasilitas yang mengalami gangguan dan atau berapa cepat sistem atau fasilitas tersebut harus berfungsi kembali);
c.         Tingkat Minimum Resources Requirement (personil, data dan kelengkapan sistem serta fasilitas yang diperlukan secara minimal agar bisnis bisa pulih dan berjalan);
d.         Dampak potensial dari kejadian yang bersifat tidak spesifik dan tidak dapat dikontrol terhadap proses bisnis dan pelayanan kepada nasabah;
e.         Dampak disaster terhadap seluruh departemen dan fungsi bisnis, bukan hanya terhadap data processing;
f.          Estimasi downtime maksimum yang dapat ditoleransi dan tingkat toleransi atas kehilangan data dan terhentinya proses bisnis serta dampak downtime terhadap kerugian finansial;
g.         Jalur komunikasi yang dibutuhkan untuk berjalannya pemulihan;
h.         Kemampuan dan pengetahuan petugas mengenai Contingency Plan dan ketersediaan petugas pengganti di tempat pemulihan;
i.           Dampak hukum dan pemenuhan ketentuan yang terkait, seperti ketentuan mengenai kerahasiaan data.

Dalam melakukan Business Impact Analysis, satuan kerja masing-masing unit bisnis perlu memperhatikan bahwa BCP yang akan disusun bukan hanya untuk total disaster namun untuk berbagai situasi bencana dan gangguan mulai dari yang minor, major sampai dengan catastrophic.

Dengan demikian dampak yang harus diperhatikan bukan hanya yang dapat diukur dengan jelas (tangible impact) seperti penalti akibat keterlambatan pembayaran bunga atau biaya lembur pegawai, namun juga yang tidak dapat diukur secara jelas (intangible impact) seperti kesulitan konsumen memperoleh pelayanan.


PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko (risk assessment) yang terdiri dari identifikasi dan pengukuran risiko merupakan tahap kedua yang harus dilalui dalam penyusunan suatu BCP. Proses ini diperlukan untuk dapat mengetahui tingkat kemungkinan terjadi gangguan pada kegiatan usaha yang penting (critical) serta dampaknya bagi kelangsungan usaha usaha. Risk assessment sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut:

a.         Melakukan analisis atas dampak gangguan atau bencana terhadap usaha, nasabah dan industri keuangan;
b.         Melakukan gap analysis dengan membandingkan kondisi saat ini dengan langkah atau skenario yang seharusnya diterapkan;
c.         Membuat peringkat potensi gangguan bisnis berdasarkan tingkat kerusakan (severity) dan kemungkinan terjadinya (likelihood).

PROSES PENYUSUNAN BUSINESS CONTINUITY PLAN
Penyusunan BCP dilakukan setelah proses BIA dan Risk Assessment. Adapun tujuan dan sasaran dari penyusunan BCP antara lain:
a.         Mengamankan aset penting usaha;
b.         Meminimalisasi risiko akibat disaster misalnya membatasi kerugian finansial, risiko hukum dan reputasi;
c.         Meyakini ketersediaan layanan yang berkesinambungan
d.         Mempersiapkan alternatif lain agar fungsi bisnis yang kritikal tetap dapat berjalan untuk menjaga kelangsungan operasi usaha.

BCP terdiri dari kebijakan, strategi, skenario dan prosedur yang diperlukan untuk dapat memastikan kelangsungan proses bisnis pada saat terjadinya gangguan atau bencana. BCP harus memuat beberapa alternatif strategi yang dapat diambil untuk mengatasi masing-masing jenis dan ukuran gangguan atau bencana. Strategi pemulihan tersebut disesuaikan dengan hasil BIA, analisis risiko, sumber daya yang dimiliki serta kapasitas dan tingkat teknologi. Contoh strategi yang dapat dipilih antara lain, penggunaan jasa pihak lain (outsourcing), Disaster Recovery Center (hot site, warm site atau cold site) dan atau Business Recovery Center. Setiap strategi yang dipilih hendaknya disertai analisis/alasan yang melatarberlakangi dan harus didukung dengan sistem dan prosedur yang sesuai.

4.        PENGUJIAN BCP
Pengujian BCP diperlukan untuk meyakini bahwa BCP dapat dioperasikan dengan baik pada saat terjadi gangguan/bencana. Uji coba dilakukan atas BCP dan DRP sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali untuk seluruh sistem/aplikasi kritikal (sesuai hasil Business Impact Analysis) dan mewakili seluruh infrastruktur yang kritikal serta melibatkan end user (end to end).


5.        PEMELIHARAAN BCP DAN AUDIT INTERN
Pemeliharaan BCP
Usaha harus memastikan bahwa BCP dapat digunakan setiap saat antara lain dengan menyimpan salinan dokumen BCP di lokasi alternatif (alternate site), meningkatkan pemahaman semua pihak maupun di penyedia jasa atas pentingnya BCP dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan BCP. Setiap personil inti di Tim Kerja BCP harus memiliki ringkasan prosedur tanggap darurat BCP serta daftar contact person terkini yang harus dihubungi pada saat terjadi gangguan/bencana (calltree).

Di samping itu setiap satuan kerja secara berkala harus melakukan self assessment kesesuaian Business Impact Analysis dengan perubahan yang terjadi dalam kegiatan operasional baik yang diselenggarakan sendiri maupun oleh pihak penyedia jasa.

Audit Intern
Auditor Intern harus melakukan pemeriksaan terhadap:
a.       Kesesuaian BCP dengan kebijakan manajemen risiko Usaha;
b.      BCP mencakup kegiatan kritikal berdasarkan Business Impact Analysis;
c.       Kecukupan BCP untuk mengendalikan dan memitigasi risiko yang telah ditetapkan dalam risk assessment;
d.      Kecukupan prosedur pengujian BCP;
e.       Efektifitas pelaksanaan pengujian BCP;
f.       Program pelatihan dan sosialisasi BCP; keterkinian BCP sesuai perkembangan kegiatan operasional Usaha dan hasil pengujian terakhir.


    Source: Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember 2007