Kamis, 23 Februari 2012

Kelapa bagi masyarakat....

Perjalanan menuju daerah Jawa Barat baru belakangan ini dilakukan, biasanya paling semangat bila melakukan kunjungan ke daerah Jogja, Jawa Tengah atau Jawa Timur. 

Ahh..nggak kenapa, sekali-kali melakukan kunjungan yang dekat dan tidak terlalu jauh..

Perjalanan kali ini mengunjungi salah satu UKM yang bergerak di bidang agrobisnis, yang berlokasi didaerah Tasikmalaya, Jawa Barat.

Melakukan analisa mengenai industri ini sangat menarik, karena banyak sekali tulisan ataupun artikel yang membahas mengenai kenaikan harga kopra belakangan ini. 

Mengunjungi dan melihat bagaimana kelompok petani membuat kopra sangat menarik, suasana ya nyaman, berada dipinggiran desa, memberikan kesan yang menyenangkan. 


Mereka bersama-sama bekerja di salah satu bedeng yang digunakan untuk memasak kopra, kebersamaan dan rasa gotong royong sepertinya masih ada di saat ini.

 

Kehidupan yang sederhana, keramahan saat berdiskusi sangat menyenangkan, di tambah dengan suguhan teh manis panas dan beberapa makanan lokal membuat suasana lebih menyenangkan, setidaknya melepas penat setelah menempuh jarak yang cukup jauh menuju lokasi.

CV. Sumber Mutiara Sejahtera adalah salah satu usaha  yang  hampir 10 tahun mengelola bisnis kopra,  yang mendorong dan membiayai petani kopra di wlilayah di kabupaten Tasikmalaya , hasil petani kopra diambil dan dijual ke pabrik-pabrik di Jakarta 


CV. Sumber Mutiara Sejahtera memulai bisnis dengan menjual berbagai macam tanaman dari petani sejak tahun 1999, melihat potensi pasokan dan cukup bahan baku saat ini perusahaan lebih fokus pada pengembangan perdagangan kopra yang diambil dari petani-orang di sekitar.
 

Didirikan tahun 1999 oleh Mr Abidin M Ridwan (32), yang pada 16 tahun sudah mulai usaha perdagangan produk pertanian. Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Padjadjaran (UNPAD), dia lebih serius dalam bisnis dan fokus pada bisnis kopra.
 
Perusahaan ini saat ini sedang mengembangkan sekitar 50 kelompok petani kopra, dalam memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap kelompok sasaran Mr Abidin M Ridwan dibantu oleh Teten Mustawan (44), lulus pada Manajemen Industri Teknik UNISBA, yang memiliki kemampuan di bidang produksi proses. Sebelumnya Pak Teteng bekerja di ASTRA, Texmaco sebagai staf produksi.
 
CV SUMBER MUTIARA SEJAHTERA juga membantu komunitas lokal di daerah Kabupaten Tasikmalaya karena bisnis dijalankan di daerah pedesaan dengan teknologi sederhana dan skala kecil. Perusahaan ini telah mempekerjakan 9 karyawan, 1 adalah perempuan.


•    Bekerja sama dengan 49 kelompok tani (400 - 500 petani kelapa Kopra) untuk memasok bahan baku.
•    Berikan informasi tentang harga kopra kepada petani
•    Berikan modal untuk petani.
•    Memberikan nilai ekonomi yang lebih baik, meningkatkan pendapatan petani
•    Menjadi komoditas perdagangan adalah membuka lapangan kerja,
•    Keberadaan dan pengembangan industri kopra memiliki dampak positif bagi daerah.
•    Meningkatkan pendapatan rumah tangga dan meningkatkan pendapatan daerah merupakan dampak positif pada pengembangan industri kopra.




Yang  paling penting adalah bagaimana bpk Abidin selaku pemiliki usaha memanfaatkan setiap potensi sumber alam yang telah tersedia di daerahnya, dengan membuat value added dan memberikan tambahan kemampuan ekonomis bagi banyak masyarakat di sekitarnya.

Di bawah ini adalah beberapa tulisan dan artikel yang dirangkum mengenai apa dan bagaimana kondisi kelapa di Indonesia. Seperti biasa sebelum melakukan kunjungan setidaknya harus memahami bagaimana prospek usaha ini,  sehingga saya telah memiliki informasi secara umum dan memudahkan sewaktu melakukan diskusi dengan pemilik usaha. Selain itu juga data serta gambaran kondisi industri ini juga dapat digunakan sebagai literatur dalam membuat laporan nantinya.


 
Bagi masyarakat Indonesia, kelapa merupakan bagian dari kehidupannya karena semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya. Di samping itu, arti penting kelapa bagi masyarakat juga tercermin dari luasnya areal perkebunan rakyat yang mencapai 98% dari 3,74 juta ha dan melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani. Pengusahaan kelapa juga membuka tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan dan hasil samping yang sangat beragam.


Berangkat dari besarnya potensi pengembangan produk serta peluang ekonomi perkelapaan di tingkat makro dan mikro, pengembangan industri kelapa mempunyai prospek yang sangat baik.

                         
Growth Indonesian Coconut, 1970-2009                                       Countries of the world's largest coconut producer.   Source: (Pusat Data Dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian  2010)
 

Ruang lingkup kelapa:
Indonesia sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia dengan luas 191 juta hektar perkebunan dan nilai ekspor mencapai US $ 944.000.000 masih memiliki potensi untuk tumbuh, dibandingkan dengan Filipina hanya seluas 29 juta hektar perkebunan, tetapi mampu ekspor dengan nilai US $ 1,49 miliar.  (Asia Pacific Coconut Community APCC 2010)

                        
 
Permintaan produk kelapa olahan dengan nilai tambah tinggi terus meningkat. Adanya upaya untuk melakukan penelitian dalam rangka diversifikasi dan pengembangan produk berbasis kelapa. (Roadmap Industri Kelapa, Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia, menurut Departemen Perindustrian, 2009)
 
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Perindustrian (Depperin) menargetkan peningkatan ekspor produk kelapa dan turunannya meningkat sekitar 20 persen per tahun. Program ini terdapat dalam Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang kebijakan industri nasional, yang meliputi kelapa berbasis agro.Produksi kelapa nasional sebagian besar merupakan komoditas ekspor, dengan pangsa pasar sekitar 75%, sedangkan sisanya dikonsumsi oleh pasar domestik.  

           
Country's largest of coconut oil exporter in the world,                 The State's largest of coconut oil importer in the world.
Source: (Pusat Data Dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian  2010)



Ekspor permintaan pasar produk kelapa olahan secara umum menunjukkan kecenderungan meningkat. http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_perkebunan/kelapa/kelapa-bagian-b.pdf
 
Berdasarkan data Departemen Perindustrian, dengan produksi kelapa sebanyak 16 miliar buah per tahun, nilai ekspor sawit dan produk susu lainnya hanya US $ 427.160.000. Sementara itu, Filipina, produksi yang hanya 12 miliar butir per tahun, menggandakan nilai ekspor Indonesia sebesar US $ 841.038.000. (Asia Pacific Coconut Community APCC 2010)
 
Kopra adalah salah satu produk dari daging kelapa yang dihasilkan melalui proses pengeringan malalui diasap, di keringkan sinar matahari  atau dikeringkan dengan oven, yang memiliki nilai ekonomi tinggi, di mana ia dapat diproses lagi untuk menghasilkan minyak goreng. Minyak goreng dari kopra lebih aman bagi kesehatan dibandingkan dengan kelapa sawit.
 
Indonesia adalah salah satu negara produsen utama kelapa, sebagai bahan baku pembuatan kopra. Daerah penghasil kelapa terbesar adalah Riau, Jawa Timur dan Jawa Tengah (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010). Perkembangan produksi kelapa (dalam bentuk "kopra") di Indonesia pada periode 1970-2009 menunjukkan kecenderungan meningkat (lihat grafis)


        

Menurut Asian and Pasific Coconut Community (APCC) harga kopra di pasar internasional kini sudah US$ 1.950 – US$ 2.100 per ton. Padahal, Maret 2011 lalu harga kopra di pasar internasional masih sekitar US$ 1.800 per ton, dimana dalam dua bulan harga kopra terdongkrak sekitar 16,6%.

Kenaikan harga kopra di pasar internasional ini menggerakkan  harga kopra di dalam negeri. Saat ini harga kopra di tingkat pedagang pengumpul sudah mencapai Rp 9.500 hingga Rp 10.000 per kilogram (kg). Harga ini sudah naik sekitar 44% dibandingkan harganya dua bulan lalu yang masih sekitar Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per kg. 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor kopra pada April 2011 tercatat sebanyak 58.164 ton. Jumlah ini melesat 345,9% dibanding ekspor kopra Maret 2011 yang sebesar 13.042 ton. sehingga sepanjang Januari-April 2011 ekspor kopra sebanyak 112.417 ton.

Permintaan produk olahan kelapa juga terus mengalami kenaikan. Salah satunya permintaan kelapa parut kering yang setiap tahun tumbuh 2%-3%. Permintaan yang lebih tinggi datang dari produsen bubuk santan yang  tumbuh 5%-7% per tahun.    Tahun lalu, produksi minyak kelapa nasional mencapai 1,1 juta ton. Sementara produksi kelapa parut kering yang lazim dipakai untuk bahan baku biskuit menembus 50.000 ton. Adapun produksi bubuk santan sekitar 68.571 ton. 

Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki perkebunan kelapa yang membuat komoditas sebagai salah satu yang terbaik di wilayah ini.  

Komoditas kelapa merupakan salah satu komoditas unggulan di Jawa Barat yang mempunyai nilai kompetitif dan merupakan komoditi mudah dikembangkan, kelapa merupakan komoditas sosial, komoditas yang tumbuh baik di mana saja dan bisa mendapatkan keuntungan dari pohon kelapa. Asal bahan baku minyak goreng diproduksi di Jawa Barat didominasi di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis dengan masing-masing memiliki potensi kawasan 34.526 ha dan 72.158 Ha kelapa. Dan memproduksi minyak kopra sebagai bahan baku di dua kabupaten dari 93.524 ton. (Website: Dinas Perkebunan Banten 2010) 


Dengan kenaikan harga minyak goreng di pasar, mudah-mudahan baik untuk petani kelapa di Jawa Barat di Indonesia pada khususnya dan pada umumnya, yaitu melalui peningkatan harga bahan baku kopra dan kopra (butir kelapa). Sehingga dapat merangsang petani kelapa di pertanian di masa depan. (Website: Dinas Perkebunan Banten 2010)