Kesabaran.. Ketekunan… (Jogja lagiiii…Jogja lagii…)

Jogja 14 – 16 April 2011

Baru Sabtu lalu pulang dari Jogja…ternyata hari Kamis harus berangkat lagi ke Jogja..

Perjalanan kali ini pastinya akan lebih melelahkan dan kejar-kejaran dengan waktu, sampai dengan hari Sabtu nanti harus bisa mengunjungi 5 UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Sentra Kerajinan Serat Alami, daerah Sentolo di Kabupaten Ponorogo.

Kerajinan serat alami diantaranya serat pandan, agel, eceng gondok.. Banyak pengrajin yang menjadi pengusaha kerajinan serat alami. Mereka adalah orang-orang yang ulet dan tekun.

Ngobrol usaha…cerita pengalaman ..minum kopi...merokok.. dengan para pengusaha kerajinan ini memberikan   pengalaman dan pelajaran menarik. 

Ya..semuanya menjadi menarik, banyak hal yang bisa kita pelajari dan teladani dari pengalaman dan usaha mereka merintis segala sesuatunya hingga menjadi seperti saat ini. Kalau mendengar cerita mereka tidak mudah menggapai segala sesuatunya…mereka semua berawal dari pengrajin yang merajut satu demi satu serat dan dijadikan barang kerajinan seperti tas dan barang lainnya.

Satu hari mereka hanya bisa merajut 1 – 2 bentuk barang, kemudian mereka menjualnya. Demikianlah setiap hari…selama bertahun-tahun, mereka melakukannya dnegan penuh ketekunan dan kesabaran.   

Salah satu pengusaha kerajinan serat alamai adalah ibu salimah “Pandan Sari”, berawal dengan membuat 2 buah tas kemudian menjualnya ke “malioboro” di Jogja. Hal ini dilakukannya untuk menambah dan memenuhi kebutuhan keluarganya.

Tanpa mengenal lelah…tanpa mengeluh…sabar…dan penuh ketekunan… Saat ini ibu Sumilah memperkerjakan 11 orang dan memiliki kelompok pengrajin yang berjumlah 200 orang. 

Ada juga “Aneka Serat Alami” pemilikinya adalah pak Roni, bermula dengan rumah kontrakan dan hanya mampu membeli bahan baku kerajinan eceng gondok sebanyak 2 kg sehari (saat ini harga bahan baku kerajinan eceng gondok Rp 4000 per kg), kalau dipikir-pikir berarti tahun 2000 kemaren harganya masih murah banget ya..berarti??  modalnya kecil banget dong….??

Ya..dengan modal yang kecil dan hanya mampu membeli bahan baku kerajinan sebanyak 2 kg sehari dan setelah merajutnya menjual kepada para pengepul barang kerajinan di daerah ini…berapa ya keuntungan yang dia dapat sehari…?? Rp 10.000 perhari..

Ketekunan…kesabaran..kemauan serta  keyakinan untuk merubah hidupnya ternyata tidak sia-sia, tau nggak saat ini penjualannya sebulan bisa mencapai 500.000.000 lebih…wuihhh…bayangkan…!!!

Luarbiasa…pekerja di lokasi gudangnya mencapai 50 orang, sedangkan kelompok pengrajinnya mencapai 500 orang, Wooww..berapa orang yang secara tidak langsung terbantu dengan hasil kesabarannya dan ketekunannya selama ini??

Kalau melihat usahanya saat ini kita pasti akan kagum dan berpikir “wah enak juga ya jadi dia…” punya usaha..masih muda…punya pabrik…punya banyak karyawan…ya pasti siapaun kita mau menjadi seperti dia..

Tapi..kita hanya mau menjadi seperti dia saat ini kan??..... 

Kita mau nggak seperti dia disaat “dulu”…..

kita  mau nggak menjadi seperti dia “di saat susah”….

Nah, bagaimana hayoooo…bisa nggak ya..? bisa nggak kita tekun..? bisa nggak kita sabar..? bisa nggak kita menirunya saat “dulu”..?

Terkadang kita ingin menjadi seperti orang setelah dia sukses.. tapi kita mampu gak meniru “bagaimana” dia menjadi sukses??

Ya..pengalaman hari ini menjawab pertanyaan diatas bahwa segala sesuatu yang mendatangkan hasil yang baik tidak serta merta didapatkan dengan mudah.

Kita perlu dibentuk…Manusia perlu di bentuk…

Siapa yang membentuk??  

Ya, segala macam bentuk..kesusahan…penderitaan…kekurangan..dan  cobaan..atau bahkan kesengsaraan…karena itu semua akan menimbulkan ketekunan…ketekunan akan menimbulkan tahan uji..yang akhirnya akan menimbulkan pengharapan..

Memang segala sesuatu kembali kepada rejeki dalam kehidupan… Ada juga yang bilang sudah takdir kehidupan jadi pengusaha ya tetep aja pengusaha…  Kalau sduah susah ya tetep aja berusaha tapi tetep susah juga…

Dengan kata lain..Tuhan perlu “membentuk” terlebih dahulu..Tuhan perlu membuat dasar yang “kuat” terlebih dahulu..

Mampukah kita untuk sabar dan tekun saat dalam segala hal, shingga kita menjadi tahan uji…?? Dan akhirnya kita memiliki pengharapan??