Penggilingan Padi (Revitalisasi Teknologi Pasca Panen) UD Taringgul, Tasikmalaya

Perjalanan kali ini mengunjungi salah satu Usaha Kecil dan Menengah bidang usaha penggilingan padi dengan kapasitas produksi padi 150 ton perbulan dengan omset penjualan mencapai 12 milyar pertahun di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.


Menarik karena pertama kalinya melakukan analisa terhadap "kinerja" secara menyeluruh jenis usaha penggilingan padi, UKM ini dianggap cocok dan memenuhi kriteria untuk dijadikan "standar awal" untuk bisa masuk ke usaha penggilingan padi lainnya.

Hal menarik lainnya adalah keterkaitan penggilingan padi terhadap pengolahan pasca panen untuk mencapai ketahanan pangan di Indonesia.


Sedikit gambaran secara umum pertumbuhan makro dan industri, dukungan pemerintah dan juga potensi pasar, sehingga semakin menarik untuk datang dan melihat secara langsung kinerja usah ini



Industry


Sejarah telah menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian negara. Untuk itu, ke depan sektor pertanian akan tetap menjadi tulang punggung negara dan sebagian besar rakyat Indonesia. sehingga dapat dikatakan sektor pertanian sangat menentukan kehidupan bangsa.

Salah satu tanaman pangan penting adalah padi. Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu makanan pokok yang hampir sebagian besar masyarakat indonesia mengkonsumsinya dan merupakan komoditi strategis yang tetap mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian.

Di Indonesia, padi diusahakan oleh sekitar 18 juta petani dan menyumbang 66% terhadap produk domestik bruto (PDB) tanaman pangan. Selain itu, usahatani padi telah memberikan kesempatan kerja dan Pendapatan bagi lebih dari 21 juta rumah tangga dengan sumbangan pendapatan 25-35%. Oleh sebab itu, beras tetap menjadi komoditas strategis dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, sehingga menjadi basis utama dalam revitalisiasi pertanian ke depan. http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_tanamanpangan/padi/padi-bagian-b.pdf

Jawa Barat sektor pertanian dalam struktur perekonomian menempati posisi ketiga setelah sektor industri dan perdagangan. Namun demikian, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi padi dengan kontribusi terbesar terhadap produksi beras nasional, yaitu 17,6%.

Prouksi padi Provinsi Jawa Barat tahun 2011 mencapai 11.633.891 ton Gabah Kering Giling (GKG) setara dengan 7.299.103 ton beras dengan luas lahan 1.964.466 hektar. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 49/11/32/Th.XIV, 1 November 2012

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, produksi gabah kering giling (GKB) di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 mencapai 795,505 ton. Tahun 2013 mengalami peningkatan target menjadi 827,065 GKG. http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/produksi-padi-tasikmalaya-punya-10-titik-lumbung

Penanganan pascapanen tanaman padi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas beras yang dihasilkan.

Teknologi pascapanen yang tepat guna mutlak diperlukan karena berkaitan dengan jumlah dan mutu komoditas. Penerapan teknologi ini akan mendorong terciptanya komoditas yang lebih beragam, bermutu baik dan tersedia di setiap tempat dan waktu.

Salah satu aspek penting penanganan pasca panen padi adalah penggilingan padi. Proses penggilingan ini penting karena turut menentukan kualitas dan kuantitas beras yang dihasilkan.

Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem agribisnis padi/perberasan di Indonesia. Peranan ini tercermin dari besarnya jumlah penggilingan padi dan sebarannya yang hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia.

Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Prospek pengembangan usaha penggilingan padi mempunyai harapan yang cukup cerah untuk masa-masa yang akan datang karena kebutuhan akan beras masih cukup tinggi.


Dukungan Pemerintah

Pemerintah melalui departemen pertanian mendukung usaha pengolahan pasca panen padi. Hal ini dengan memasukkan usaha teknologi penggilingan padi dalam rencana tugas pembangunan pertanian selama periode 2010-2014, strategi yang akan ditempuh Kementerian Pertanian dilakukan melalui penerapan Tujuh Gema Revitalisasi yaitu:

(1)Revitalisasi Lahan,
(2)Revitalisasi Perbenihan dan Pembibitan,
(3)Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana,
(4)Revitalisasi Sumber Daya Manusia,
(5)Revitalisasi Pembiayaan Petani,
(6)Revitalisasi Kelembagaan Petani, serta
(7)Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir.

Penggilingan padi sebagai basis agribisnis perberasan nasional berperan nyata dalam memajukan perberasan nasional mendukung swasembada dan ketahanan pangan nasional sehingga harus dibina dan dikembangkan. Salah satu peranan

pemerintah pusat adalah usaha Revitalisasi Penggilingan Padi yang bertujuan:

Meningkatkan kinerja penggilingan padi, meningkatkan rendemen mengurangi broken agar menghasilkan beras yang berkualitas.
Menumbuhkandan mengembangkanpenggilinganpadiyang mandiridan profesional (DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN2012)

Dengan upaya revitalisasi penggilingan padi ini diharapkan dapat pula meningkatkan nilai tambah dan daya saing usaha penggilingan padi yang saat ini kita akui bahwa kinerja penggilinan padi kita masih jauh tertinggal dibanding dengan kinerja penggilingan padi di negara berkembang lainnya.

Pasar Potensial

Hingga saat ini dan beberapa tahun mendatang, beras tetap menjadi sumber utama gizi dan energi bagi lebih dari 90% penduduk Indonesia. Dengan tingkat konsumsi rata-rata 141 kg/kapita/tahun.

Menuju tahun 2025 mendatang, Indonesia dituntut untuk mampu mencukupi minimal 95% dari kebutuhan beras nasional (swasembada). Pada tahun 2010, 2015, 2020, dan 2025, kebutuhan beras diperkirakan masing-masing sebesar 55,8 juta ton, 59,0 juta ton, 62,3 juta ton, dan 65,1 juta ton GKG. Impor beras diusahakan maksimal 5% dari kebutuhan tersebut.



http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_tanamanpangan/ padi/padi-bagian-b.pdf

Salah satu usaha menengah yang dikunjungi saat ini adalah UD Taringgul yang melakukan usaha penggilingan beras dan menjual beras hasil produksi dengan merek ISP ke pasar induk beras cipinang.

Pemilik usaha adalah Ijang Suryaman, lahir 1981, melanjutkan usaha yang di mulai oleh orangtuanya pada tahun 1983, memulai membantu usaha sejak usia 11 tahun, pada tahun 2007 setelah orangtuanya meninggal beliau memulai menjalankan usaha secara langsung.

Pendidikan Pak Ijang adalah STM jurusan mesin, pengetahuan akan mesin membantu merawat dan memperbaiki apabila terdapat kerusakan. Saat ini banyak pemilik penggilingan padi yang lebih kecil meminta bantuan pak ijang untuk men setting mesin mereka apabila terjadi masalah. 

Dalam menjalankan usaha penggilingan ini pak ijang memantau secara langsung proses produksi baik saat panen di petani maupun saat proses produksi penggilingan.

Sedangkan untuk menjaga pasokan bahan baku pak ijang membentuk kelompok petani yang terdiri dari 300 orang ke dalam 11 kelompok dan mempercayakan salah satu petani sebagai koordinator lapangan.

Dalam operasi perusahaan memiliki struktur organisasi yang belum tertulis, tetapi pelaksanaannya telah berbagi beberapa tanggung jawab untuk mengelola produksi.

Catatan keuangan masih terbatas pada pencatatan penjualan, pencatatan dan pembelian stok bahan baku.






Berdasarkan pengertian” Pedoman Teknis Revitalisasi Penggilingan Padi”. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,

· UD Taringgul masuk dalam klasifikasi Penggilingan padi menengah (PPM) adalah penggilingan padi dengan kapasitas produksi 0,75 - 3 ton beras per jam dengan konfigurasi mesin penggilingan padi terdiri dari cleaner, husker, separator dan polisher (C-H-S-P-P). Penggilingan padi menengah dapat melakukan 2 kali proses penyosohan atau disebut dengan penggilingan padi 2 phase

· UD Taringgul adalah Rice milling unit (RMU) adalah penggilingan padi yang konfigurasinya terdiri dari 2 unit mesin yaitu mesin pecah kulit (husker) dan mesin penyosoh (polisher) yang menyatu/tidak terpisahkan sehingga proses dari gabah langsung keluar menjadi beras putih.

· UD Taringgul adalah perusahaan penggilingan padi yang bekerjasama langsung dengan sekitar 300 petani yang mengolah lahan 120 hektare di 3 kecamatan, dan bekerjasama dengan 9 pengepul beras yang tersebar disekitar wilayah Tasikmalaya.



Model Bisnis


UD Taringgul melakukan keseluruhan kegiatan pasca panen padi meliputi kegiatan panen, pengumpulan, penundaan perontokan, perontokan, pembersihan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan, pengemasan, dan pelabelan beras.

UD Taringgul melakukan kegiatan pemasaran, antara lain meliputi pengangkutan atau distribusi, standarisasi, pembungkusan/pengepakan, penjualan dan lain-lain.


· Terciptanya model/sistem pengembangan agribisnis padi/perberasan yang terpadu berbasis gapoktan mulai dari hulu sampai hilir.

· Meningkatnya peran petani/gapoktan tidak saja sebagai produsen gabah tetapi juga sebagai pemasok bahan baku gabah kering giling (GKG)/ beras pecah kulit (BPK)/ Beras putih kepada industri atau pasar/ konsumen.

Masih banyak hal yang mau ditulis mengenai Industri dan usaha penggilingan padi UD Taringgul, baik dari sisi finansial dan proyeksi beberapa tahun ke depan, bagaimana analisa sensitivitas usaha ini terhadap perubahan harga, kenaikan bahan baku dan sebagainya... Berapa perputaran modal kerja dan Asset dan sebagainya..

Kapan-kapan deh kalau ada waktu dilanjutkan...
Setidaknya tulisan ini menjadi gambaran awal industri penggilingan padi..